Ternyata Menulis itu Metode Belajar Efektif !

Oleh : Liezna Nasaru

Malam ini Rabu 10 Maret 2021 adalah malam ke 21 buat saya di kelas belajar menulis asuhan Omjay. Saya terhitung telat dari teman-teman seangkatan yang telah lebih dulu menyelesaikan resume sebanyak 20 kali pertemuan. Sebetulnya 20 kali pertemuan sudah cukup memenuhi syarat untuk bisa menerbitkan buku resume, namun entah mengapa saya merasa harus untuk terus belajar menulis agar semakin bisa menulis dengan lebih baik lagi, meskipun harus mencuri waktu di sela-sela kegiatan saya yang padat. Saat ini saya sedang mengkuti kegitan Google Master Trainer Batch 3 yang diselenggarakan oleh Refo Indonesia sebagai mitra resmi Google for Education Indonesia bekerja sama dengan Ditjen GTK Kemendikbud. Banyak sekali tugas yang harus saya selesaikan. Namun malam ini, flyer yang tampak di bawah seakan menghipnotis saya untuk "mengkepo" materi yang akan disampaikan oleh Bunda Cantik yang ada di flyer ini. Seperti yang tampak di flyer narasumber malam ini adalah Bu Iis Safuroh, M.Pd.I yang mengangkat tema "Menulis itu Metode Belajar yang Efektif".  


Masih sama seperti malam sebelumnya menghadirkan narasumber alumni peserta kelas menulis gelombang 16 yaitu Ambu Tini Sumartini, Bu Iis Safuroh juga merupakan alumni gelombang 16.  Jalan-jalan sejenak ke blog Bu Iis Jurnal Iz Shafura kita akan menemukan berbagai macam tulisan Bu Iis yang merupakan curahan hati dan kisah perjalaan hidup yang semuanya dituangkan dalam bentuk tulisan dengan kata-kata yang indah bak pujangga. Saat saya membaca seakan sedang membaca karya pujangga terkenal. Bahasanya mengalir indah. 

Oh iya, saat dibuka halaman pertama yang akan dijumpai adalah "March itu Dirimu". Awalnya saya berfikir apakah itu tentang seseorang, namun setelah saya membacanya barulah saya paham, itu adalah nama bulan dimana setiap kali ada moment penting dalam hidup Bu Iis selalu terjadi bertepatan di bulan Maret. Qadarullah ya, mau itu kisah suka dan duka selalu terjadi di bulan maret. Oke, baik itu tadi sedikit tentang blog Bu Iis. Mari kita berkenalan lebih jauh tentang sosok Bu Iis. Bisa dilihat pada profil beliau di bawah ini.
Bu Iis dengan sederet prestasi yang pernah diraih, dilahirkan di Cianjur 41 tahun yang lalu. Pernah meraih peringkat 2 Karya Tulis Nyata Guru Kreatif Inovatif Kabupaten Cianjur 2020. Setelah pada tahun sebelumnya 2019 menraih peringkat 1 Karya Tulis Nyata Guru Kreatif Inovatif Tingkat Kecamatan. Pun pernah menyabet Juara 1 The First of The Best Student English Fun Class, Institute of English Language pada tahun 2006.  

Memulai pemaparan malam ini, Bu Iis menyapa peserta melalui Voice Note dengan suara yang merdu nan lembut. Selanjutnya Bu Iis memberikan outline materi untuk dipaparkan malam ini. Adapun susunannya adalah sebagai berikut :
  1. Kontemplasi tentang Impian
  2. Menjadi Guru PAI dan Guru Kelas
  3. Deklarasi Impian menuju Cita-Cita
  4. Implementasi menuju Impian
  5. Alternatif menuju Impian
  6. Pendidikan Literasi membuat Menulis serasa Rekreasi
Bu Iis sejak kecil bercita-cita ingin menjadi Guru, karena menurut beliau dengan menjadi Guru maka beliau bisa memberikan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadi amal jariyah yang kelak akan menerangi alam kuburnya. 
Alasan lainnya Bu Iis menulis adalah karena dahsyatnya manfaat dari menulis, selain karena beliau sangat suka dengan menulis, juga beliau termotivasi dengan sebuah kalimat sakti bahwa "Menulis itu sama dengan delapan kali membaca". 
Alasan kedua yaitu, menulis itu seperti menyanyi, namun hanya berbeda dalam frekuensi saja. Menyanyi dapat membuat rilex dan melepaskan adrenalin. 

Sebelumnya pada tahun 2019 Bu Iis pernah mengikuti kelas menulis di Perpustakaan Daerah saat menjadi delegasi dari KJJ MAN 1 Cianjur. Namun sayangnya kegiatan itu harus "mati suri" sekian lama sebelum akhirnya dibangkitkan kembali oleh Omjay. 

 

Kontemplasi tentang Impian

Renungan Bu Iis tentang mimpi-mimpi saat masa kecil ternyata tanpa disadari sudah terwujud meskipun Bu Iis merasa konsekuensinya sangat berat karena harus berorientasi pada akhirat. Seperti cita-cita Bu Iis adalah menjadi seorang Guru, dan akhirnya terwujud dengan menjadi Guru PAI yang dengan kata lain bahwa Guru harus mengajarkan tentang kebaikan, tidak sekedar hanya mengajarkan namun harus dibarengi dengan perbuatan nyata yaitu melakukan apa yang diajarkan. Terisnpirasi dari Bu Ka'sur yang menjadi Guru Taman Kanak-Kanak serta Kak Seto Mulyadi yang sering muncul di TV saat masa kecilnya dulu sehingga membuat Bu Iis memilih untuk sertifikasi menjadi Guru Kelas (Raudhatul Athfal). 

Bu Iis juga pernah bercita-cita untuk menjadi seorang penulis buku yang menurut beliau sangat tidak mungkin untuk terwujud. Namun pesan Dosen beliau Prof Nana Saodih (Almh) saat masih mengikuti pendidikan Magister PAI bahwa "Anda harus membuat karya buku minimal 1 buku seumur hidup". Kalimat inilah yang akhirnya menjadi pemicu semangat  Bu Iis untuk mewujudkan cita-cita menjadi seorang penulis.  Alloohummagfirlahu warhamhu wa'aafiihii wa'fu'anhu. Bu Iis tak lupa memanjatkan doa untuk Almarhumah Prof. Nana.

Menjadi Guru PAI

Menjadi guru adalah untuk mengajarkan kebaikan dan harus melakukan. Itu yang ada dalam benak Bu Iis. Setelah melihat siaran berita di TV bahwa ada seorang anak yang saat pandemi berhasil membuat video animasi untuk MNC, terbersit keinginan Bu Iis untuk menjadi Guru PAI yang kreatif. Keinginan itu semakin kuat saat Bu Iis melakukan penelitian di laboratorim PAI di Yayasan Sekolah tempat Bu Iis mengabdi, dengan peralatan seadanya bahkan yang isinya sangat terbatas hanya terdapat miniatur Manasik Haji, Hand Out pemandian jenazah. Dengan kondisi seperti itu membangkitkan jiwa kreatifitas Bu Iis untuk setidaknya sama seperti teman beliau yang ada di Bandung, disebut Guru PAI yang canggih. Mengingat Bu Iis punya blog sejak lama yaitu sejak tahun 2013, namun sangat jarang dibuka karena belum konsisten menulis. Namun semua berubah saat beliau menjadi Dosen atau menjadi Dosen pengganti saat week end, beliau memberanikan diri untuk segera mengupgrade diri.

4 syarat utama menjadi penulis pemula :

1. Penulis tidak boleh sombong
2. Harus sering show up
3. Berani memulai
4. Bersikap terbuka

Deklarasi Impian

Untuk mewujudkan cita-cita sederhana beliau, yang menurut Bu Iis sekarang telah menjadi kenyataan yaitu menjadi seorang penulis buku juga sebagai penulis atrikel di majalah ISMA. Dari hasil tulisan yang dibuat Bu Iis oleh para narasumber hebat diberikan statement-statement penting agar Bu Iis dapat menemukan moment "Ahha..!" dengan gambar lampu diatas kepala. Mungkin yang dimaksud Bu Iis adalah menemukan ide cemerlang seperti yang terlihat di film-film kartun itu ya? (*berifikir😉)

Bu Iis menemukan titik "Ahha..!" ini saat sharing ilmu bersama teman-teman guru yang tergabung di KGSN dan diberi kritik serta saran karena mereka sudah ahli dalam bidang nge-blog serta telah memiliki beberapa karya tulis. Mengikuti kulwap seperti saat ini sangat menyenangkan bagi Bu Iis karena Bu Iis dapat meresume dari pertanyaan-pertanyaan yang dilengkapi kiat-kiat menulis dari setiap narasumber yang hadir. Buku hasil resume Bu Iis menjadi Buku karya ketiga dengan judul "Menulis itu Rekreasi". Sampul buku yang sangat keren bagi Bu Iis karena terdapat foto beliau dengan putri semata wayangnya. 


Kegiatan menulis Bu Iis semakin terlihat saat pandemi melanda dan mengharuskan pembelajaran di kelas menjadi Belajar Dari Rumah (BDR). Sinkronisasinya terbukti saat melaksanakan BDR pada sekolah MTs dan Aliyah dengan menggunakan Video dan Audio. Hasilnya tidak terlalu memuaskan bila dikomparasi dengan melakukan test tertulis saat tatap muka terbatas, hasilnya cukup memuaskan. Pembelajaran dari kelas real bergeser menjadi kelas virtual membuat siswa harus belajar lewat media digital yang kemudian diwajibkan untuk membuat laporan dalam bentuk resume. Dengan metode seperti ini hafalan siswa menjadi kuat serta frekuensi menulis Bu Iis meningkat sehingga hasilnya bisa dilihat dengan adanya 3 karya buku yang telah diterbitkan serta buku ke 4 merupakan antologi cerpen sementara dalam proses. Semoga dilancarkan untuk buku ke 4-nya Bu Iis. Aamiin. 

Menulis memberikan banyak peluang untuk membaca. Menjadi penulis membuat menjadi lebih kreatif untuk "naik kelas" karena Allah akan meninggikan derajat orang berilmu. Untuk itu Bu Iis berpesan agar supaya mencari ilmu sebanyak-banyaknya dan kemudian ikatlah dengan menuliskannya kembali.     

Ragam Kendala Internal untuk menulis

  • Rasa enggan berfikir
  • Kurang semangat untuk memulai
  • Tidak mencatat bagian-bagian penting sebelum menulis sehingga tulisan banyak hal yang posisinya sama
  • Terkadang tidak mau invest waktu untuk menulis  
Bu Iis mengajarkan membaca kepada siswanya dengan metode menulis, quantum atau pengingat. Bahwa dengan metode ini telah terbukti bahwa menulis itu sama dengan 8 kali membaca.
Pernah mendapatkan hadian dari penerbit ANDI saat mengajar di Lembaga Psikologi Terapan, Bu Iis berempati kepada siswa yang berkebutuhan khusus yang dengan itu juga menyadarkan beliau bahwa masih banyak potensi diri untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sebagian orang lain yang membutuhkan. Bu Iis berusaha untuk menjadi guru bagi komite siswa, sebagai penyambung lidah lembaga anak tersebut.

Menulis itu ternyata ...

Bagi Bu Iis, menulis itu adalah sebuah implementasi menuju impian. Langkah-langkah yang diambil Bu Iis untuk bisa berkarya selama masa pandemi adalah :
  1. Mewujudkan mimpi menjadi penulis buku, memulai kegiatan dengan cara bergabung di Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) gelombang 16. Dimulai dari pertengahan Oktober hingga akhir November 2020 dengan menyelesaikan 20 resume dan tambahan kulwap 10 pertemuan. Dengan metode Hizmet/Ta'dzim kepada para narasumber dan mendapat koreksian dari sabahat-sahabat seangkatan yang mengusai IT dan memiliki gaya menulis yang keren.
  2. Melakukan fungsi adaptif yaitu beradaptasi pada keadaan. Bu Iis biasanya memberi Les Private pada siswa SD dan SMP dan sering menggunakan istilah "Duduk sebentar, nanti akan Paham". Istilah inipun berhasil mengembalikan fungsi email ynag sejak 2013 tidak pernah dibuka serta meng-upgrade blog karena memiliki waktu yang sesuai, sering WFH.   
  3. Langkah selanjutnya adalah seperti sebuah Mufrodat, Bu Iis yang senang menulis di buku sebagai metode menghapal sejak zaman sekolah menggunakan kembali metode itu. Bu Iis yang sepaham bahwa "menulis itu sama dengan delapan kali membaca", membuat resume dengan cara parafrase dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta belajar lainnya. Metode lainnya yang dilakukan Bu Iis adalah dalam membuat resume Bu Iis membuatkan judul-judul yang menarik serta terdapat sub-sub judul kecil sebagai outline untuk dikembangkan dan selanjutnya menjadi karya buku ketiga yang sangat membanggakan Bu Iis karena telah mengikat ilmu dengan menuliskannya kembali menjadi karya nyata. Bukan hanya menjadi sebuah mimpi.
  4. Memiliki target pencapaian. Resume pertama Bu Iis diberi judul "Berliterais bersama Pak Hakim" dan menargetkan setelah selesai 20 resume Bu Iis harus sudah siap dengan calon buku. Maka dengan menetapkan target tersebut setelah kulwap ke 30 selesai buku Bu Iis sudah di percetakan agar lulus tepat waktu mendapatkan sertifikat lulus seperti yang diperlihatkan sebelumnya. 
Bu Iis menulis dari apa yang disukai, apa yang dialami atau dilakukan serta berani menuliskan ilmu agar bermanfaat bagi banyak orang. Itulah yang dilakukan Bu Iis sehingga buku perdana beliau selesai dalam dua bulan dan diterbitkan gratis oleh YPTD dengan kata pengantar oleh Omjay serta editor oleh Uda Dian Kelana.

Menurut sumber yang diberikan Bu Iis malam ini, bahwa metode mengajar yang paling baik adalah metode yang paling sederhana dan mudah diaplikasikan. Artinya, untuk bisa mengajar seseorang harus menguasai metodenya sehingga tidak akan merepotkan. 

Bu Iis murni mendapatkan ilmu menulis sejak mengikuti kelas belajar menulis asuhan Omjay pada gelombang 16 dan sudah melakukan penelitian dengan menulis. Bahwa yang buta aksara bisa membaca, maka menulis adalah metode belajar yang efektif yang membuat Bu Iis bangga dengan buku hasil resume yang keren. Menulis itu Rekreasi. Menyenangkan. Setidaknya itu yang dirasakan oleh Bu Iis selama pandemi. Dan BDR menjawab tantangan covid-19 juga menyenangakan. 


Trik lainnya Bu Iis adalah menuliskan istilah-istilah, misalnya seperti Begal Online, Loyalitas Konsumen, dengan bagian samping kanaanya digunakan untuk menuliskan pengertiannya. Sehingga setiap hari akan ada ide tulisan dari perbendaharaan kata yang menjadi topik.

Parafrase

  1. Remember, syarat mengingat yaitu dengan menuliskannya
  2. Understanding, cara duduk sebentar nanti akan paham.
  3. Aplication, dibuat resume di buku dulu atau di office word atau di mana saja yang penting nyaman
  4. Created, diciptakan  atau dikemas ulang menjadi sesuatu yang berbeda. Bukan plagiat tetapi menganut ilmu taqlid (mengikuti sumber, arab).

Alternatif menuju Impian

Menurut Bu Iis Moderasi akan lebih lancar jika menggunakan kata mutiara "marketing your self". Biasanya yang akan dipromosikan adalah produk barang, karena guru sudah menjadi teacherprenur maka bagian produk intelektualnya juga berupa hasil pemikiran bisa dipromosikan, bukan sekedar supaya laris-manis tapi lebih pada show up menuju impian menjadi penulis. Bu Iis yang saat ini dijuliki oleh sahabat dekat beliau sebagai pencinta buku bahkan disebut penulis buku saat ada pengawas dari kemenag dan PGRI. Itulah alternatif jalan menuju impian. Meskipun Buku Perdana yang disusun sambil mengikuti perkuliahan PGRI bulan Oktober-November, namun hasilnya sangat memuaskan dan membahagiakan bagi Bu Iis karena telah terjual sebanyak 50 eksamplar. Setidaknya itu yang dirasakan Bu Iis, seperti telah melakukan rekreasi di masa pandemi. 

Pendidikan berliterasi is the best one

Perasaan tersanjung Bu Iis rasakan saat mendapatkan hadiah istimewadari penerbit Mayor. PT. ANDI. Buku yang hardcopynya hanya ada pada tahun 2009, kini dikirimkan buku aslinya yang luar biasa diterbitkan pada tahun 2005. Saat menerbitkan buku ketiga Bu Iis mendapatkan banyak pemcerahan dari semua narasumber yang bekerja sama seperti Pak H. Thamrin Dahlan, Pak H. Mukminin, Ibu Sri Sugiastiti serta Mas Raimudus Brian. Prosedur untuk menerbitkan buku sudah pernah dijelaskan dengan detail oleh penerbit ANDI, sehingga sangat membantu. 

Kesimpulan

Manfaat berliterasi adalah :
1. Menjadikan berpengetahuan luas
2. Menorehkan jejak digital yang akan abadi hingga nanti
3. Belajar mengimplementasikan ilmu
4. Membuat diri berani show up dan speak up hingga suara kita didengan orang lain.

Mengakiri pemaparan beliau, Bu Iis memberikan closing statement sebagai kalimat motivasi :

"Mulailah percaya diri mengeluarkan opini dan memilih diksi yang manis agar nyaman bertutur serta menggali ilmu menulis dengan ikhlas "sebab duduk sebentar nanti akan paham". Menulis itu rekreasi karena mebahagiakan. Tetap berani menulis di blog dan jangan takut salah. Buka hati untuk menerima saran dari orang lain. 
Membaca adalah kunci utama menjadi penulis. Konon katanya "orang itu bagaimana bacaannya, tapi orang itu kreatif membaca apa yang di luar bidangnya".


Sekian dan Terima Kasih
Salam Literasi

Related

newsticker 4049777021654248172

Posting Komentar

  1. Mantap, selalu runut dan lengkap.
    Kereeeeen pokoknya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Resumnya kebanyakan kalau mau dibukukan, Ngedit lagi dan harus cutting banyak.. ahahaha

      Hapus

emo-but-icon

Follow Me !

Blogger news

Trending

item