Kiat Menulis Buku dalam Seminggu, Mampukah Saya ?

Oleh : Liezna Nasaru

Senin, 15 Februari 2021 adalah malam ke 11 untuk saya di kelas Belajar Menulis bersama Omjay dan kawan-kawan. Hampir saja malam ini saya melewatkan moment penting yang saya tunggu-tunggu sejak awal saya bergabung dengan kelas Belajar Menulis Gelombang 17. Pak Brian yang biasanya bertugas sebagai desain flyer sampai pukul 19.45 wita belum juga menerbangkan flyer seperti biasanya. Namun tubuh ini, seakan memiliki alarm sendiri untuk mengingatkan bahwa waktunya kelas Belajar Menulis. Diantara tidur dan jaga akibat beberapa hari ini tidur kurang berkualitas dikarenakan mengerjakan tugas yang bertubi-tubi dan membutuhkan konsentrasi penuh, saya beranjak menuju meja tempat Hp di cars. Sejenak saya tertegun membaca pesan WAG, mata ini langsung berbinar, kantuk yang tadinya hinggap seketika menguap entah kemana. Malam ini Prof. Eko Indrajit yang sudah lama menjadi "Prof Idola" saya akan memberikan materi yang mengangkat Judul "Kiat Menulis Buku Satu Minggu". Bersama Bu Aam Nurhasanah, moderator andalan kelas Belajar Menulis Omjay yang akan memandu jalannya kuliah malam ini. Saya membatin pasti akan memberikan Challenge menulis Buku dalam waktu satu minggu. 😊

Siapa orang Indonesia yang tidak kenal dengan Prof. Eko Indrajit ? Suatu hal yang tidak mungkin, terlebih yang berada dalam dunia pendidikan pasti sangat familiar dengan beliau yang dikenal sebagai Prof Milenial. Awal mengenal Prof Eko, saat beliau pernah menjadi narasumber di beberapa kegiatan yang saya ikuti, salah satunya adalah narasumber pada Kegiatan PembaTIK Level 4 2020 yang diselenggarakan oleh Pusdatin Kemendikbud.

Prof. Eko dilahirkan 52 tahun lalu di Jakarta adalah seorang akademisi dan pakar teknologi informatika Indonesia. Selain sebagai seorang pendidik, Prof. Eko juga adalah penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan baik dalam negeri maupun luar negeri. Beliau sering kali menjadi narasumber di berbagai kegiatan seminar, lokakarya. Saat ini Prof Eko menjabat sebagai Ketua PGRI Smart Learning and Character (PSLCC), sekaligus sebagai salah satu anggota pengurus besar PGRI. Setelah saya meng"kepo" lebih jauh profil Prof Eko, ternyata beliau adalah seorang suami dari artis idola saya Ibu Lisa A. Riyanto terkenal dengan lagunya "Terserah Kasih" 😊 Profil lengkap Prof Eko dapat dilihat pada https://id.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit

Malam ini sebelum memulai paparannya, terlebih dahulu Prof Eko menyapa semua peserta yang ada dalam WAG Gelombang 17 dan berharap semoga semua anggota grup dalam keadaan sehat walafiat. Aamiin..

Prof Eko dengan gayanya yang khas santai, humoris namun terkesan berwibawa nan elegan, malam ini mengawali pemaparan materi dengan mengajak peserta kelas menulis untuk sejenak melakukan flashback tentang kodrat sebagai manusia yang senang bercerita dan ngobrol dengan siapapun yang dijumpai, asalkan bukan orang "bisu" ya. 

Menurut Prof Eko, jika saja setiap orang punya waktu seminggu liburan bersama keluarga, maka sudah pasti akan banyak sekali hal yang bisa diceritakan dan menjadi tulisan. Andai mau menuangkannya dalam bentuk tulisan setiap hari. Artinya, mengubah cara berkomunikasi dari via oral/mulut (ngobrol) ke bentuk tulisan. Jika ingin menerbitkan buku dalam waktu 1 minggu. 

Dalam kesehariannya Prof Eko bisa mendapatkan inspirasi dari mana saja untuk menjadi bahan tulisan. Contoh seperti pagi tadi, saat ngobrol bersama anak bungsu dan berkesempatan menemaninya untuk belajar online. Dari obrolan dengan si bungsu Prof Eko menjadikan itu sebagai bahan tulisan. Menurut Prof Eko, jika setiap hari bisa menulis sedikitnya 10 halaman, maka dalam sebulan sudah menjadi 300 halaman dan itu bisa menjadi sebuah buku.      

Prof Eko mengungkapkan, setiap orang pasti punya hal yang disukai, hobby, kegemaran, pengalaman atau cerita setiap harinya. Bisa dimulai dengan sebuah tulisan dari apa yang dialami, hal yang paling disukai. Pilihlah satu topik yang disukai atau dikuasai dari pengalaman yang dialami. Ceritakan ke orang lain bukan dengan cara ngobrol tapi tuangkan dalam bentuk tulisan. Apapun itu asalkan sesuatu yang disukai atau dikuasai pasti akan mudah untuk menceritakan kembali.   

Berkaca dari pengalaman pribadi Prof Eko yang setiap hari menyempatkan waktu untuk menulis 1-3 halaman, bahkan hari sabtu dan minggu akan menjadi berpuluh-puluh halaman dengan berbagai macam tulisan. Dalam paparannya Prof Eko mengungkapkan jadikan menulis setiap hari menjadi kebiasaan yang wajib, sama seperti halnya jika seorang muslim menjalankan sholat 5 waktu. Sehingga kebiasaan menulis itu akan mendarah daging menyatu dengan jiwa. 

Menurut Prof Eko, hambatan yang paling sering dijumpai dalam diri sendiri adalah tidak punya waktu, tidak punya ide. Padahal di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak hal yang bisa dijadikan ide/sumber untuk memulai tulisan. Soal waktu, justru pandemi adalah saat yang tepat bisa menulis karena saat ini bekerja dari rumah (WFH).

Prof Eko menambahkan, menulislah setiap hari, kapanpun dan dimanapun. Meskipun di beberapa orang, terkadang untuk menulis memerlukan ketenangan terlebih kepada penulis pemula hanya untuk membangun inspirasi atau untuk mendapatkan ide sebagai bahan tulisan (asal bukan wangsit). 

Menulis bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti jika sebagai orang tua seringkali memberikan nasehat kepada anak-anak remaja namun mereka tidak akan mendengarkan, bahkan terkesan cuek. Maka hal ini bisa diubah dengan memberikan nasehat lewat tulisan, tuliskan apa yang ingin disampaikan kemudian cetaklah dan berikan kepada anak, maka hal itu dijamin akan berhasil. Selain untuk memberikan nasihat, tulisan bisa mengungkapkan rasa kepada orang-orang terdekat. Bisa dalam bentuk puisi, pantun, atau syair bagi orang yang suka syair. 

Menurut Prof Eko, menulis bukan hanya bertujuan sebagai publikasi tapi juga meningkatkan imunitas tubuh. Karena dengan menulis dapat membuat orang lain turut merasakan apa yang penulis rasakan. Jika penulis sedang bahagia, maka tulisan yang dihasilkan pun pasti akan bernuansa bahagia dan orang yang membacanya pun akan ikut berbahagia. 

Setiap manusia biasa, pasti ingin dikenang oleh anak cucunya nanti. Salah satu cara yang bisa dilakukan agar mereka bisa mengenal dan mengenangnya adalah dengan meninggalkan rekam jejak di dunia maya. Seperti kata pepatah "Harimau mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama". Maka buatlah tulisan yang akan dikenang abadi oleh anak cucu kelak.

Jika kehilangan ide menjadi alasan untuk tidak menulis, Prof Eko memberikan tips, bisa dipaksa dengan menderupsi diri sendiri dengan berimajinasi membayangkan hal yang aneh-aneh. Contoh, misalkan ajal akan menjemput dalam 24 jam dan saat itu tidak bisa bertemu dengan sesiapapun, kecuali disediakan alat tulis, maka apa yang akan ditulis dan ditujukan kepada siapa ? Itu nantinya akan menjadi sebuah buku yang isinya mengharukan.

Mengakhiri pemaparannya Prof Eko menambahkan untuk bisa menulis memerlukan dukungan dari orang-orang terdekat. Komunikasikan dengan keluarga agar tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang salah. Menulis perlu memiliki manajemen waktu yang baik  Awalnya akan terasa sulit, namun seiring waktu berjalan semua akan terbiasa. Jika tidak bisa konsisten dalam menulis ingatlah kembali tujuan dan niat awal untuk mulai menulis, maka hal itu akan menjadi pematik untuk terus konsisten dalam menulis.

Kiat-kiat Prof Eko untuk menulis buku dalam waktu 1 minggu adalah: 

  1. Menentukan Tema, tulis yang paling disukai atau dikuasai
  2. Komitmen setiap hari sisihkan waktu 2 jam untuk menulis
  3. Tulis dalam suasana yang kondusif sesuai dengan karakteristik pribadi
  4. Menciptakan motivasi 
Diakhir pemaparan malam ini, Prof Eko memberikan Challenge kepada peserta kelas menulis gelombang 17 untuk menulis buku dalam waktu satu minggu. Saya mencoba untuk mengikuti challenge ini dengan bergabung ke grup yang diberi nama Februari-17. Awalnya saya sudah mengantongi judul yang akan saya bukukan, tapi setelah saya gooling lewat Google Trend saya kesulitan mendapatkan informasi, entah karena jaringan di tempat saya lagi down atau karena sesuatu saya tidak tahu pasti. Yang pasti saya akan mulai dengan membuat TOC dulu, urusan dibelakang mau seperti apa, itu urusan nanti. Yang jadi pertanyaan, mampukah saya mengikuti challenge ini ? Hanya saya dan waktu yang mampu menjawab. (berdoa dalam hati, semoga Allah memampukan saya)😊

Untuk malam ini sungguh luar biasa, bertabur motivasi dari Prof Eko. Satu kalimat motivasi yang sangat berkesan buat saya :

"Dalam menghasilkan karya, tidak perduli beberapa kali kita jatuh dan dicemoohkan orang,tapi lihatlah beberapa kali kita dapat bangun dan bergerak untuk menulis lagi setelah belajar dari peristiwa masa lalu". 

 
Quote For Today :
"Jika Anda melakukan hal-hal yang Anda sukai, maka Anda tidak akan merasa bekerja satu detikpun"



Sekian dan Terima Kasih
Salam Literasi

Related

newsticker 8096813349255432882

Posting Komentar

  1. Ternyata biduan idola saya dulu kala Lisa A. Rianto, istti Profesor Ekoji.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama pak Dadang, saya juga baru tahu kalu g kepoin profilnya Prof. Eko :)

      Hapus
  2. Mantaaap bu liezna.. lengkap resumenya... semangat terus dlm menulis..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Bunda Utami..
      InsyaAllah tetap Semangat Bunda..
      Salam Literasi..:)

      Hapus
  3. ahaha, saya pas Prof bilang suka membuatkan tulisan untuk mertuanya A. Riyanto langsung penasaran. Dan Wow ternyata benar, suka sekali sama lagunya Bu Lisa dulu. eh, malah bahas ini. hihihi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya g ngeh saat Prof. bilang soal suka buat puisi dari syair lagu mertua.
      Pas kepoin profil baru ngeh, saya balik lagi ke WAG dan ternyata benar.. :D

      Hapus

emo-but-icon

Follow Me !

Blogger news

Trending

item