Inspirasi dari Lembah Manggarai Timur

Oleh : Liezna Nasaru

Rabu malam, 24 Februari 2021 sambil ditemani segelas teh saya duduk selonjoran di sofa depan kamar. Di pangkuan sudah bertengger laptop kesayangan yang berwarna pink. Layar Hp kembali menyala mengisyaratkan ada notif masuk. Sekilas saya melihat pesan dari WAG kelas menulis arahan Omjay. Tanpa sengaja bibir langsung membentuk seutas senyum. Hapal dengan jadwal kelas menulis, maka saya sudah mengambil posisi enak untuk mengikuti kuliah malam ini malam ke 15, yang menghadirkan narasumber hebat yaitu Pak Khamdan Muhaimin, S.Pd., Gr. dengan tema "Guru Berprestasi dan Berdedikasi di Daerah 3T". Yang bertugas memandu jalannya kuliah malam ini adalah Pak Bambang Purwanto alias Mr. Bams.


Sama seperti malam kemarin yang menghadirkan narasumber hebat dan menginspirasi, maka malam inipun narasumber yang dihadirkan adalah yang muda, hebat, dan berprestasi serta memiliki inovasi. Pak Khamdan adalah seorang Guru yang ditugaskan di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Mari berkenalan lebih dekat dengan Pak Hamdan melalui profil singkat beliau. 


Entah bagaimana saya harus memulianya. Awal ketika membaca paparan dari Pak Khamdan, rasa-rasanya saya tidak percaya. Namun setelah ditunjukan foto-foto yang mendukung apa yang beliau paparkan, saya jadi terdiam. Pak Khamdan di usia yang masih tergolong muda harus meninggalkan keluarganya di Jawa Tengah, pergi merantau ke pelosok negeri daerah 3T. Rela harus meninggalkan fasilitas yang ada di kota besar dan berkecimpung di desa dengan segala keterbatan yang dimiliki, namun hal ini malah menjadi pematik inspirasi bagi Pak Khamdan untuk melakukan inovasi-inovasi demi membawa perubahan ke arah yang lebih baik.


Bisa dibayangkan kondisi daerah 3T berada jauh dari ibukota kabupaten tepatnya di Sambi Rampas Kab. Manggarai Timur-NTT, yang jika ditempuh dengan perjalanan akan memakan waktu kurang lebih 4 jam. Jangankan jaringan Internet, untuk aliran Listrik saja tidak ada, sinyal susah, serta untuk mendapatkan air harus berjalan berpuluh-puluh meter ke mata air dengan melewati jalan rusak yang menurun dan mendaki. Sungguh sangat memprihatinkan. Penduduk desa yang bermata pencaharian berkebun/petani kopi dengan hasil panen setahun sekali, sudah bisa dipastikan berada pada golongan ekonomi menegah ke bawah. Sehingga untuk mengharapkan siswa bisa menggunakan teknologi terkini, seperti Handpone itu mustahil.  


Dengan kondisi seperti ini, tak lantas membuat Pak Khamdan menyerah. Di tengah-tengah himpitan keterbatasan akses dan sarana yang memadai justru melahirkan jiwa semangat berinovasi bagi Pak Khamdan. Ide untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik, membuat Pak Khamdan di tahun 2016 mendirikan sebuah Rumah Belajar bagi anak-anak usia sekolah.


Sebelum didirikan rumah belajar, anak-anak dulunya selepas pulang sekolah harus membantu orang tua di kebun untuk mengambil kayu bakar dan sayur. Pulang senja hari untuk bersiap makan malam dan kemudian langsung tidur. Tanpa adanya aktivtas belajar malam. Melihat hal ini, Pak Khamdan terketuk hatinya untuk mendirikan rumah belajar bagi anak-anak agar mereka semangat dalam belajar. Di rumah belajar ini mereka bisa belajar banyak hal, selain adanya kegiatan les matematika, membaca buku, menggambar, mewarnai, bermain bulu tangkis, volley dan puzzle yang semuanya dilakukan selepas pulang sekolah. Malamnya mereka dapat mengoperasikan laptop dan mendapatkan akses internet gratis di rumah belajar milik Pak Khmadan. 


Melihat kebahagian dan semangat anak-anak dalam belajar membuat Pak Hamdan juga ikut bahagia. Dari sinilah kemudian Pak Khamdan mulai menulis. Menulis dari masalah dan menemukan solusi dari masalah yang ada, serta mewujudkannya dalam bentuk tindakan. Kegiatan yang dilakukan Pak Khamdan mendapat dukungan penuh dari Kepala Sekolahnya serta orang-orang di desa. Mereka sangat senang dan terbuka dengan kedatangan Pak Khamdan yang mereka yakini akan membawa perubahan bagi mereka. Apa yang dilakukan Pak Khamdan pun sampai juga ke telinga mbak Najwa Sihab yang merupakan Duta Baca Indonesia, sehingga memberikan bantuan berupa kiriman buku untuk rumah belajar Pak Khamdan.  




Berada di tengah masyarakat yang kental akan adat istiadat. Beberapa adat yang masih dipegang teguh oleh masyarakat NTT khusunya di Simba Rampas, Kab. Manggarai Timur adalah :
1. Irong, adalah tidak boleh berteriak, menyalakan api, ribut selama 1-2 hari. Tujuan pelaksaanaan Irong ini adalah agar hasil panen melimpah.
2. Mbaru Dor, adalah acara masuk rumah baru dengan menggunakan berbagai acara adat.
3. Kepok Tuak, adalah menyambut kedatangan tamu dengan berbicara adat menggunakan tuak, rokok dan ayam kampung. Maksud dari acara ini adalah ungkapan ketulusan orang kampung menerima dan dan kegembiraan menyambut tamu baru. 
Nah, satu hal yang positif yang patut dilestarikan adalah keterbukaan dengan hal-hal baru dan bersedia menerima tamu dari luar yang mereka yakini bisa membawa perubahan terhadap desa mereka.

Bagaimana Pak Khamdan bisa bertahan dengan kondisi seperti ini? Kehidupan masyarakat di desa yang berkebun dan bertani membuat mereka tidak perlu pergi ke kota untuk mendapatkan bahan pangan. Mereka cukup menanam sendiri untuk dimakan sehari-hari. Jarak yang jauh ke kota membuat mereka harus bijaksana dalam bertindak. Berbagai bahan pangan yang bisa ditaman sendiri adalah labu, singkong, kubis, buncis, pepaya. Daun singkong dan labu menjadi makanan favorit karena bisa dinikmati kapan saja. Sementara kubis hanya bisa dinikmati jika sedang musim kemarau. Apakah hanya itu? Masih ada ikan basah yang bisa dijadikan lauk jika lagi musim ikan, ada telur, ikan asin, mie instan dan ayam pedaging.     


Selain mendirikan rumah belajar untuk peningkatan pendidikan anak-anak di desa. Pak Khamdan juga menjadi relawan di daerah 3T. Dengan membuat proposal bantuan ke berbagai instansi, baik negeri maupun swasta. Para relawan ini menjalin kerja sama dengan Yayasan, Kampus, Komunitas, Media Online, Perpustakaan Daerah dan Nasional. Pak Khamdan selaku relawan yang mewakili donatur akan mendistribusikan apa yang telah didapatkan dari para donatur. Untuk media pembelajaran, seragam sekolah, buku bacaan, alat tulis akan disalurkan ke sekolah-sekolah yang ada seperti SD, SMP, SMA. Untuk bantuan berupa mukena, Al-Quran, Iqra, karpet mesjid maka akan dibagikan ke Mesjid Fatahillah yang merupakan umat minoritas di daerah tersebut. Selain itu membuat sumber air dan 4(empat) bak penampungan air untuk warga sekitar yang kekurangan air.


Sekolah tempat Pak Khamdan mengabdi merupakan daerah 3T yang susah sinyal bahkan kadang sampai hilang dan blank selama berhari-hari. Coba bayangkan bagaimana kondisi seperti ini 😓. Untuk menyiasati hal ini Pak Khamdan menginisiasi sekolah berbasis digital seperti Computer Based Tes Offline dan Pemilihan Ketua Osis offline yang merupakan pertama kali dilaksanakan di sana bahkan pertama kali di Kab. Manggarai Timur. Cara kerja digital namun tanpa menggunakan sinyal. Terobosan lainnya yang dilakukan adalah membuat kelompok belajar mini di setiap kampung.  


Semua pengalaman ini Pak Khamdan tuliskan dan telah mengatarkan beliau menjadi finalis 10 (sepuluh) besar kegiatan simposium GTK 2016 di Jakarta yang diselenggarakan oleh Kemdikbud RI. Tujuan dari tulisan Pak Khamdan adalah agar pendidikan di daerah khusus atau daerah terpencil yang masih kekurangan akses mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Serta untuk menjadi motivasi bagi guru-guru lainnya yang berjuang di garis terdepan untuk tetap semangat berinovasi dan menginspirasi walau berada di daerah terpencil.

Satu prestasi terbaru Pak Khamdan, dinobatkan menjadi Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional 2020 yang diselenggarakan oleh Dirjen GTK Kemdikbud di Hotel Serpong, Tanggerang Selatan. Sungguh prestasi yang membanggakan. Tumbuh dengan berbagai inspirasi ditengah himpitan keterbatasan.  


Semoga kelak akan tumbuh lebih banyak lagi Pak Khamdan lainnya, yang berjuang demi kemajuan pendidikan dengan tulus dan sepenuh hati. Closing Statement yang luar biasa dari Pak Khamdan dengan susah payah menyelesaikan  paparan malam ini dengan keterbatasan internet di daerah beliau yang kadang hilang. 

"Teruslah mengabdi dimanapun bapak/ibu berada, ilmu yang kita berikan akan berdampak pada generasi berikutnya. Guru tidak hanya mengajar tetapi juga bisa berkontribusi bagi lingkungan sekitar yang membutuhkan. Teruslah menjadi teladan bagi anak didik, terus berkarya, berinovasi dan menginspirasi. Selamat Mengabdi".

Iklas dan berkarya tanpa batas. "Yang Muda yang berkarya."
Sukses terus Pak Khamdan dan semoga diberikan kesehatan agar dapat melanjutkan rencana-rencana lainnya yang mungkin tak kalah menginspirasi dari yang sekarang. Tetaplah memberikan inspirasi dan inovasi tiada henti. Semoga kelak dari anak didik Bapak, bakal muncul Khamdan-khamdan yang Hebat seperti pak Khamdan. Aamiin.

Sekian dan Terima Kasih
Salam Literasi



Related

newsticker 2686215818735131686

Posting Komentar

  1. Mantappp, resume yang luar biasa
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaAllah..baru bisa balas komentarnya Pak Mifta..
      InsyaAllah semnagat berkarya..
      Aamiin..

      Hapus
  2. Wow...resume Mbak Lizna selalu keren dan nagih banget. Tetap semangat berbagi literasi ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaAllah.. Maksih Ibuk
      Saya belajar dari Ibuk.. Biar Keren seperti Ibuk :)

      Hapus

emo-but-icon

Follow Me !

Blogger news

Trending

item