Kiat Menjadi Guru yang Senang Menulis

Oleh : Liezna Nasaru

Jumat, 26 Februari 2021 adalah malam ke-16 (Enam Belas) untuk saya di kelas belajar menulis arahan Omjay. Seperti yang tampak di flyer bahwa tema yang diusung malam ini sangat menarik yaitu "Menjadi Guru yang Senang Menulis dan Meneliti" dengan narasumber hebat kita adalah Ibu Umi Rosidah, M.Pd.I, sosok yang sangat berprestasi dalam dunia pendidikan. Sedangkan yang bertugas menjadi moderator pada malam ini adalah Pak Sucipto Ardi atau yang dikenal Pak Cip. Meskipun malam ini udara terasa dingin dengan disertai sedikit gerimis namun saya tetap antusias mengikuti jalannya kuliah malam ini. Gerimis atau cuaca buruk akan sangat mempengaruhi kualitas koneksi internet di daerah saya. Namun, saya sangat penasaran dengan narasumber hebat malam ini, mari kita berkenalan sejenak dengan profil beliau. Seperti kata pepatah "tak kenal, maka kenalan", upzz salah ya? hehehehe 😅

  

Jika kita kepoin profil Bu Umi, maka kita akan melihat sederat prestasi yang telah diraih oleh Bu Umi. Tidak tanggung-tanggung mendapat gelar sebagai Wisudawan Terbaik di STAIN tahun 2013. Ibu yang dilahirkan 38 tahun yang lalu ini juga di tahun yang sama pernah menyabet sebagai Penulis Tesis terbaik ke-2 di Pascasarjana STAIN Kediri. Dan masih banyak lagi prestasi-prestasi lainnya yang tak kalah mengagumkan. Silakan simak profil Bu Umi di bawah ini. 


Setelah cukup perkenalan dengan Ibu muda namun memiliki segudang prestasi membanggakan, maka selanjutnya kita akan mengikuti paparan dari beliau. Sebelum memulai pemaparan malam ini Bu Umi mengungkapkan rasa terima kasih dan berbahagianya bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Bapak/Ibu Hebat pada kegiatan yang berfaedah dan untuk saling berbagi dan belajar bersama tentang tulis-menulis.


Bu Umi memulai pemaparannya dengan memberikan sebuah kalimat motivasi yang menjadi pelecut untuk terus belajar dan berkarya. "Guru MULIA karena Karya". Satu kalimat sederhana namun maknanya sangat dalam. Hanya guru-guru yang luar biasa yang dapat menghasilkan sebuah karya. Menurut Bu Umi dengan berkarya, itu berarti langkah kita sudah semakin dekat untuk menjadi juara. Yang paling terpenting adalah Guru itu menjadi teladan bagi siswa-siswanya. Jika guru belajar, maka siswa juga ikut belajar. Namun, jika guru berhenti untuk belajar, maka siswa tidak akan berkembang dengan baik.

Namun, jika ingin berkarya maka janganlah berkarya hanya karena ingin menjadi juara. Jika niat atau tujuan berkarya adalah untuk menjadi juara, maka pasti akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkanya, dan ketika tujuan atau niat itu tidak tercapai hasilnya adalah perasaan kecewa. Ubahlah tujuan atau niat kita dalam berkarya adalah untuk anak didik, meskipun gagal kita akan tetap dan terus berkarya. Karena mendidik adalah bagian dari hidup kita.  


Membaca merupakan aktivitas yang paling utama dalam usaha menjadi seorang penulis. Mengapa/ Karena dengan membaca akan memperkaya khasanah keilmuan kita. Dengan membaca maka kita bisa melakukan sisntesis dan menyajikan tulisan yang berkualitas sesuai dengan sudut pandang kita dan bukan hasil duplikasi atau plagiasi. 

Mengapa kita perlu Menulis ?


Seperti yang sudah dipaparkan Bu Umi sebelumnya bahwa seorang penulis adalah pasti orang yang rajin membaca. Dengan membaca maka penulis memiliki banyak wawasan untuk memperkaya tulisan dan membuat tulisan yang berkualitas. Nah, sekarang apa pentingnya menulis?
Dengan menulis bisa membuat seseorang membuat penelitian. Dan hal inilah yang mengantarkan Bu Umi pada berbagai lomba di tingkat Nasional sejak tahun 2015. Waw, Daebak. Hal sederhana namun tidak semua orang bisa melakukan. 

Dari apa yang dipaparkan Bu Umi bahwa dari menulislah, kemudian berkesempatan bertemu dengan banyak orang hebat yang memiliki inspirasi dari seluruh tanah air, bertemu tokoh-tokoh hebat, bertemu Bapak Menteri, Bapak Presiden serta mendapatkan banyak pengalaman yang luar biasa. Dari menulis ini jualah mengantarkan Bu Umi mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Short Course di Jepang selama 21 hari.

Bu Umi mengungkapkan bahwa jika tangan, hati dan panca indra lainnya telah terbiasa dengan membaca dan menulis, maka kemampuan menulis akan berkembang. Dari yang menulis pengalaman pribadi dan kegemaran menjadi ke yang lebih komplek yaitu menulis berdasarkan penelitian atau riset. Pada dasarnya menulis karya ilmiah tidaklah sulit seperti yang di pikiran banyak orang. Yang paling berat dari menulis adalah saat menyelesaikan tulisan pertama saja. Jika karya pertama sudah berhasil, maka untuk karya-karya selanjutnya akan terasa lebih mudah.

Apa sebab menulis terasa sulit ?

Ada beberapa kendala mengapa menulis itu menjadi terasa sangan sulit bagi sebagian orang. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bakat
Untuk memulai sebuah tulisan, kadang kala seseorang merasa tidak punya bakat. Namun hal itu tidak selamanya benar. Jika menulis itu hanya dari bakat, maka bakat hanya ada sekian persen dari menulis. Namun, menulis adalah lebih dari kemampuan dan keterampilan yang membutuhkan proses, kemampuan bisa diasah dengan ketekunan, dilatih setiap hari dan tetap menjaga konsistensi dan komitmen diri.   


2. Tidak Punya Ide
Sebagian orang beranggapan bahwa menulis itu sangat sulit karena mereka tidak mempunyai ide. Padahal untuk dapat memunculkan ide, ada banyak cara. Salah satu cara untuk memenukan ide adalah dengan memperbanyak diskusi, kolaborasi dan tentu saja banyak membaca. Bisa juga dengan blog walking atau berkunjung ke blog lain untuk mencari inspirasi untuk menulis. 


3. Tidak Suka Menulis
Tidak suka menulis merupakan penyakit yang paling berat dalam menulis, tapi jika kita bisa menemukan alasan yang kuat mengapa kita harus menulis, maka dengan sendirinya penyakit itu aka sembuh. Temukan alasan untuk menulis, maka kita akan dapat dengan mudah untuk menulis.
Alasan mengapa seseorang bisa menulis sangat beragam. Berikut beberapa alasan yang mungkin bisa mengispirasi dalam menulis.

 

4. Sulit Menerima Kritik
Sering kali tulisan tidak akan berkembang menjadi lebih baik, karena kita menutupi diri dari saran dan kritik orang lain. Maka untuk menajdi lebih baik, seorang penulis harus bisa menerima saran serta berfikiran terbuka dan tidak anti dengan kritikan, karena semua yang dituliskan baik dalam blog ataupun dalam bentuk karya buku bisa diakses oleh semua orang.  

5. Tidak ada Waktu
Untuk alasan yang satu ini sunggu terdengan sangat klise. Karena untuk membuat sebuah tulisan bukan karena tidak punya waktu, namun untuk dapat membuat tulisan adalah orang yang mampu meluangkan waktu menulis di tengah kesibukannya. Ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan untuk menjadi penulis yang baik.

Aktivitas yang pertama adalah read. Dengan membaca maka akan memperkaya wawasan. Tidak ada penulis yang tidak suka membaca. Jadi aktivitas ini akan sangat menentukan seperti apakah kualitas tulisan kita nanti. 

Ide bisa muncul sewaktu-waktu. Jika tidak ingin kehilangan ide tersebut, maka segeralah catat. Bisa dicata dimana saja, yang penting bisa kita akses sewaktu-waktu. Misalkan di smartphone yang kita miliki atau pada catatan kecil yang kita punya. Jika telah punya waktu yang cukup untuk mengembangkannya, bisa dimulai dengan berdiskusi maupun mendialogkannya dengan buku-buku referensi. 


Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Begitupun dengan dunia digital. Dengan adanya teknologi maka berbagai macam informasi dapat kita peroleh dengan mudah melalui internet. Contoh, untuk bisa membuat karya tulis ilmiah maka berbagai sumber referensi dapat kita peroleh dengan mudah dari internet. Namun jangan sampai terjebak dalam plagiasi.


Bagi beberapa penulis, pengalaman orang lain bisa menjadi sumber inspirasi. Maka yang perlu dikembangakan adalah sikap peduli dan empati sehingga bisa memberikan solusi dan inspirasi dari setiap permasalahan yang ada disekitar kita. 

Menjelang menit ke 7 dari pukul 21 waktu Indonesia tengah, Pak Cip selaku moderator pada malam ini membuka sesi tanya jawab.  Beberapa pertanyaan yang berhasil saya rangkum adalah :

Bagaimana bisa membagi waktu?
Untuk pertanyaan ini Bu Umi mengungkapkan bahwa sebetulnya tidak ada hal yang luar biasa dalam membagi waktu. Untuk semua hal-hal yang disukai pasti akan berusaha untuk meluangkan waktu. Jadi menurut Bu Umi untuk bisa meluangkan waktu maka sukai dulu pekerjaan yang dilakukan. Dengan sendirinya, pasti akan memiliki waktu dan akan mengurangi waktu untuk kegiatan yang kurang produktif.

Bagaimana memotivasi rekan-rekan untuk bisa menulis?
Menurut Bu Umi, untuk menulis memang merupakan kegiatan yang paling sulit untuk ditularkan, karena hal ini berkaitan dengan kegiatan yang butuh ketekunan dan ketelatenan. Nah cara yang paling bisa dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan personal, misalkan memberi tahu apa keuntungan setelah menulis. Manfaat lainnya adalah berkenaan dengan pemenuhan angka kredit untuk kenaikan pangkat. Banyak orang yang kesulitan naik pangkat karena tidak bisa memenuhi angka kredit PI. Itu adalah salah satu cara untuk menarik minat menulis. Bagi sebagaian orang sangat sulit untuk menulis karena belum menemukan motivasi apa yang harus membuat mereka menulis.  

Bagaimana menjaga semangat dalam menulis?
Untuk menjaga semangat dalam menulis maka harus berada dalam komunitas yang sama. Bersama dengan orang-orang yang memiliki frekuensi yang sama dan tetap harus bersama dengan orang-orang yang produktif dalam menulis. Salah satu contoh adalah berada dalam grup kelas belajar menulis arahan Omjay ini. Dan untuk dapat memotivasi lebih, bisa dilakukan dengan mengikuti event tertentu yang ada kaitannya dengan menulis, karena ada deadline waktu maka akan termotivasi untuk terus menulis. 

Apa resep menjadi juara pertama?
Untuk menjadi juara pertama, tidak ada resep khusus yang dipersiapkan. Untuk mengikuti event yang diselenggarakan oleh Kemendikbud, karya yang akan dilihat adalah seberapa besar kebermanfaatan karya tersebut untuk peserta didik serta seberapa mudah karya itu bisa diduplikasi dan diaplikasikan di tempat lain. Namun untuk lomba INOBEL ada beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi. Jika ingin menjadi juara pertama, maka salah satu syarat adalah karya harus bebes plagiasi, tingkat similaritinya tidak boleh 20%. 

Pukul 22 lewat 30 memit waktu indonesia tengah, kuliah malam inipun harus diakiri oleh Pak Cip, mengingat waktu sudah melebihi dari durasi yang disiapkan. Dan sekaligus mempersilakan Bu Umi untuk memberikan closing statement.

Mengakhiri pemaparan beliau malam ini, Bu Umi memberikan sebuat statement :
"Guru MULIA karena KARYA, Jangan pernah berhenti berkarya dan mengisnpirasi peserta didk. Dalam bentuk apapaun karya itu, jika kita membuatnya dengan sungguh-sungguh pasti akan menemukan jalan menuju kesuksesan. Selamat berkarya, salam sehat dan sukses untuk kita semua". 
Salam sehat Bu Umi. Sukses untuk kita semua.
Aamiin.


Sekian dan Terima Kasih
Salam Literasi

Related

newsticker 2039439868938659591

Posting Komentar

  1. Balasan
    1. Terima Kasih Bu Khusnul :)
      Tetap Semangat dan Salam Literasi

      Hapus
  2. Resume Ibu Liezna, lebih runtut, rapi dan lengkap. Keren.
    Kita seangkatan lulusnya di gelombang 17, hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima Kasih Bu Pipit
      InsyaAllah bisa lulus bersama Bu Pipit..
      Semoga saya g akan ada bolong-bolong lagi :)
      Aamiin..

      Hapus

emo-but-icon

Follow Me !

Blogger news

Trending

item