Jadilah Guru yang Hobi Baca - Tulis !
Oleh : Liezna Nasaru
Malam ini, Senin 01 Maret 2021 adalah malam ke 17 buat saya di kelas belajar menulis gelombang 17. Ada banyak yang harus saya selesaikan pada malam ini. Disamping harus mendampingi si Bungsu belajar yang sudah mulai aktif kembali sekolah, saya juga harus menyelesaikan koreksi tugas-tugas siswa yang ada di classroom, sehingga untuk menyelesaikan resume malam ini terasa sangat berat. Kelas menulis malam ini mengangkat tema "Menjadi Guru Yang Senang Membaca dan Menulis" dengan menghadirkan narasumber Ibu Emi Sudarwati. Dan yang bertugas sebagai moderator malam ini adalah Bu Aam Nurhasahah, moderator andalan kelas menulis.
Setelah berselancar sejenak ke blog Bunda Emi dan dibuat kagum sekaligus minder dengan segudang prestasi beliau, saya menjadi termotivasi kembali untuk mencoba membuat sebuah karya yang mungkin belum masuk hitungan layak untuk dipublikasi. Mungkin bisa mengambil inspirasi dari berbagai pengalaman Bunda Emi. Bunda Emi meskipun telah menerbitkan lebih dari 300 buku, namun untuk menulis karya tentang cerita anak merupakan pengalaman pertama bagi beliau.
Menulis Cerita Anak
Salah satu buku karya terbaru Bunda Emi adalah Buku Cerita Anak. menurut Bunda Emi, untuk dapat membuat karya cerita anak harus banyak membaca buku tentang cerita anak. Setelah itu baru bisa menulis. Intinya setiap penulis pasti harus rajin membaca, baik sebagai referensi maupun untuk menambah wawasan.
Ide dan Menjaga Konsistensi Menulis
Menurut paparan Bunda Emi, untuk mendapatkan ide atau inspirasi menulis beliau mendapatkan dari banyak hal, terkadang dari siswanya yang beliau temui setiap hari di sekolah atau melalui buku-buku yang beliau baca. Ada banyak buku yang bisa menjadi sumber inspirasi Bunda Emi, karena di rumah beliau ada perpustakaan pribadi yang berisi lebih dari 1.500 judul buku yang tersusun rapi dalam 3 lemari besar. Selain adanya ide untuk menulis, menjada konsistensi dalam menulis juga sangat penting dalam menghasilkan karya yang continue. Mungkin untuk konsistensi memang harus sedikit dipaksa. Nanti lama-lama akan menjadi kebiasaan. Ketika menulis telah menjadi kebiasaan maka ketika tidak menulis sehari saja rasanya seperti tidak makan dan minum. Selaras dengan ungkapan Omjay bahwa "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang akan terjadi". Dalam sehari Bunda Emi akan meniyisikan waktu sekitar 10 menit untuk menulis. Terkadang ditengah perjalanan menulis kehabisan ide, maka oleh Bunda Emi disiasati dengan mencari inspirasi dari tempat lain seperti jalan-jalan, makan-makan atau mengerjakan pekerjaan lain, sehingga pikiran kembali fresh dan bila ide sudah kembali muncul maka akan direkam dulu di HP.
Membagi Waktu
Di menit ke 03 dari pukul 22 wita, Bunda Emi memberikan closing statementnya yang memotivasi dengan kalimat-kalimat inspiratif.
"Tulislah sejarah sendiri mulai hari ini. Jangan menunggu orang lain menulis tentang kita. Cobalah luangkan waktu membaca 20 menit lalu tulislah 10 menit. Mnulislah setiap hari dan buktikan apa yang akan terjadi".
Salam Literasi..😊
Tetap semangat, bu
BalasHapusHalooooww Bu Pipit.. :)
HapusIyha ni Bu, mulai kendor karena banyak kerjaan.
Takutnya ini keteteran lagi :'(
Bu Pipit onfire terus ekh.. Senangnya :)