Kiat-Kiat Menembus Penerbit Mayor

Oleh : Liezna Nasaru

Malam ini, Rabu 10 Februari 2021 kembali dengan kelas Belajar Menulis Gelombang 17 yang merupakan malam ke 9 buat saya. Seperti yang sudah disampaikan pada malam sebelumnya oleh Omjay (sapaan akrab Pak Wijayah Kusuma) bahwa untuk minggu ini kuliah akan menghadirkan narasumber dari Penerbit ANDI. Dan setelah malam sebelumnya Senin 08 Februari diisi oleh Direktur Pemasaran Penerbit ANDI dengan tema Strategi Memasarkan Buku, maka malam ini tak kalah hebatnya adalah Bapak Edi S. Mulyanta selaku Manajer Operasional Penerbit ANDI dengan tema Menembus Tulisan di Penerbit Mayor. Dengan dipandu oleh Moderator keren lagi gagah dengan seragam Biru Gelap, ya siapa lagi kalau bukan Pak Cip.


Sudah menjadi ciri khas Pak Cip setiap kali memandu jalannya kuliah akan mengawali dengan pembacaan doa dan penyampaian susunan acara. Setelah menyampaikan aturan main dalam kuliah ini, Pak Cip kemudian mempersilakan Pak Edi untuk memulai pemaparannya.

Mengawali pemaparan malam ini Pak Edi mengajak peserta untuk melihat kembali apa itu defenisi -defenisi dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Pembukuan, 
  • Penerbit adalah lembaga pemerintah atau lembaga swasta yang menyelenggarakan kegiatan penerbitan buku. 
  • Penerbitan adalah seluruh proses kegiatan yang dimulai dari pengeditan, pengilustrasian dan pendesainan buku. 
  • Penulis memiliki defenisi sebagai orang yang menulis naskah buku untuk dterbitkan dalam bentuk buku. 
  • Penulisan memiliki defenisi sebagai penyusunan naskah buku melalui bahasa tulisan dan/atau bahasa gambar.
  • Buku adalah karya tulis atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala. 
  • Naskah buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. 
Dalam UU No3. tahun 2017 tidak ada penggolongan Mayor dan Minor, penggolongan itu sendiri adalah istilah pemberian masyarakat berdasarkan banyaknya jumlah terbit dan besaran pemasarannya. Perkembangan dunia penerbitan yang berorganisasi di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), secara resmi penerbit akan berproses secara mandiri untuk memproduksi bukunya. Setiap penerbit anggota IKAPI berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN. 

Dengan adanya jumlah judul yang diproduksi oleh penerbit dengan jumlah dan genre yang berbeda-beda, akhirnya membentuk pengelompokkan tersendiri dalam jumlah ouput produksinya. Kemudian oleh Perpunas memberikan kode-kode tersendiri di dalam ISBN untuk menentukan penggolongan penerbit dengan jumlah produksi tertentu.

Struktur rentang ISBN

Gambar di atas menunjukkan struktur rentang ISBN yang menunjukkan penerbit masuk digolongan mana. 

ISBN Publication Elemen adalah jumlah produksi bukunya, sehingga penggolongan ini menjadikan digit semakin besar adalah penerbit yang mempunyai kapasitas jumlah produksi yang besar. 
Penerbit Mayor mempunyai rentang produksi dari 3 digit hingga 4 digit, hal ini dikarenakan kapasitas produksi dan penjualan bisa mencapai jumlah tertentu. 

Dengan jumlah produksi yang besar penerbit dapat mendistribusikan secara merata di seluruh toko dan outlet penjualan yang lain secara nasional, sehingga menambah penyebutan penerbit skala nasional. Penyebutan ini akhirnya diadopsi oleh peraturan-peraturan sesudahnya dalam hal pengukuran indeks, yang digunakan oleh penulis-penulis yang tergabung dalam beberapa profesi pendidik yang mengharuskan menghasilkan luaran atau outcomes berupa hasil tulisan. 

Angka Kredit Kenaikan Pangkat

Dalam peraturan Permeneg PAN, angka kredit penulisan buku menjadi unsur yang paling penting dalam kenaikan pangkat. Pada tahun 2019 keluar Peraturan Pemerintah PP 75 yang mengatur pelaksanaan UU perbukuan No. 3 tahun 2017 tersebut dengan membagi jenis-jenis buku yang dapat ditulis oleh calon penulis. 

Jneis-Jenis Buku yang diatur oleh PP 75

Dengan dasar ini, penerbit-penerbit di bawah IKAPI, akhirnya menentukan segmentasi buku yang sesuai dengan visi dan misi mereka serta tentunya mencari keuntungan dengan menjual buku hasil tulisan dari para penulisnya. 

Menurut paparan Pak Edi, untuk bisa menulis hal yang pertama adalah menentukan tema. Untuk menentukan tema dapat diambil dari keahlian atau kompetensi yang dimiliki. Kemudian melihat contoh buku-buku yang telah terbit di penerbit-penerbit yang menjadi tujuan pengiriman tulisan, sehingga bisa cocok dengan genre yang menjadi andalan dari penerbit tersebut. 

Buku yang dapat ditulis terbagi menjadi beberapa jenis buku : 
  1. Buku Teks Pelajaran yang mempunyai nilai angka kredit yang tinggi terutama yang bisa lolos Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).  
  2. Buku Non Teks berupa buku pengayaan maupun buku referensi atau buku modul pelajaran. 
  3. Buku Umum karya Fiksi atau Novel. 

Kuadran prioritas terbit buku

Untuk itu penerbit akan melihat kemungkinan terbitnya dari dasar 4 kuadran prioritas terbitnya. Dapat dilihat persepsi penerbit dalam memandang calon naskah yang akan diterbitkan. Terlihat bahwa unsur market terlihat dominan, karena yang diterbitkan tentunya harus memiliki market yang besar. 

Buku Teks Pelajaran mempunyai effort baik dari sisi penulis maupun dari sisi penerbit, karena harus menilaikan ke BSNP secara nasional. Buku yang lebih mudah dapat dimasukkan adalah Buku Pengayaan, Modul Pelajaran. Dari sudut pandang penerbit ini, penulis dapat menyesuaikan dengan bahan naskah yang akan ditulis, sehingga dapat diteima oleh penerbit yang satu visi dan satu misi. 
  • Tulislah proposal pengajuan naskah dengan isi proposal adalah Judul, Sub Bab jika ada, Sinopsis Buku, Outline, Sampel Bab minimal 2 Bab, CV Penulis.  
  • Berikan sasaran pasar, pesaing buku lain yang telah terbit, untuk membantu penerbit dalam memandang naskah yang ditawarkan. 
  • Berikan data-data market sasaran, positioning materi pesaing, keunggulan buku dibanding pesaing untuk mempermudah penerbit dalam melakukan review naskah.   
Hal yang mesti digaris bawahi adalah bahwa tidak semua buku bisa diterbitkan oleh penerbit karena keterbatasan modal, strategi pemasaran, serta visi misi penerbit. Apalagi disaat pandemi seperti ini dimana outlet buku sedang terkena PSBB, sehingga proses penjualan dan distribusi buku menjadi terkendala.

Penerbit ANDI hanya menerbitkan 20-30% saja dari naskah yang masuk yang jumlahnya bisa mencapai 200-an perbulan. Sehingga proses review terkadang membutuhkan kecermatan, agar produk yang telah diputuskan diterbitkan di pasar dapat diserap dengan baik. 

Gambaran Pasar saat Pandemi

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa semua saluran outlet buku saat ini telah bergeser sedemikian rupa sehingga banyak penerbit yang belum siap akan perubahan ini. Model pemasaran buku telah bergeser tidak seperti pola saat sebelum pandemi melanda. Setiap buku yang diterbitkan oleh penerbit ANDI, telah dipersiapkan sarana-sarana promosi kekinian, seperti webinar, bincang daring, workshop online, podcast hingga channel youtube untuk membantu memperkuat resonansi gaung pasar buku yang ditulis penulis kepada calon pembaca. 

Saat ini produksi buku juga perlahan bergeser ke ranah digital, dengan kerja sama dengan Google Play penerbit ANDI juga telah masuk ke pasar digital dalam bentuk E-Book di Google. Bisa dikunjungi di alamat : http://bukudigital.my.id atau http://ebukune.my.id untuk dapat melihat hasil produksi E-Book penerbit ANDI.

Mau atau tidak, kita harus menyambut perubahan teknologi ke arah digitalisasi buku. Sehingga membuat penerbit ANDI mencoba untuk tetap up to date dalam memanfaatkan teknologi informasi terutama dalam hal tetap memproduksi bahan-bahan tulisan untuk dapat dinikmati pembaca, dan mencerdaskan kehidupan Bangsa seperti Visi dan Misi penerbit ANDI. 

Pukul 21.05 wita, sesi pertanyaan dibuka oleh Pak Cip. 

Diawali oleh Pertanyaan dari Pak Ihin Solihin berasal dari Lebak, Banten.
Tanya : 
Bagaimana kiat-kiat bisa menembus penerbit Mayor bagi penulis pemula dan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi oleh penulis supaya karyanya bisa diterbitkan di penerbit Mayor ?

Jawab :
  1. Pelajari buku yang telah diterbitkan oleh penerbit tersebut, dan sesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki bapak/ibu. Tidak ada salahnya menawarkan naskah dalam bentuk rencana tulisan atau proposal penerbitan buku. Tidak harus diselesaikan bukunya tetapi ada sampel bab yang disertakan dalam pengajuan proposal tersebut. 
  2. Kirimkan ke beberapa penerbit supaya memahami penawaran tulisan bapak/ibu. Jangan terpaku hanya di satu penerbit. Ada 600 penerbit yang masih aktif di IKAPI. Akan tetapi bapak/ibu perlu mengetahui keaktifan penerbit di IKAPI, apakah masih berjalan proses bisnisnya atau sudah berhenti. Penerbit IKAPI akan lebih dihargai dalam bentuk angka kredit yang maksimal. Jangan lupa tanyakan keanggotaan IKAPInya dalam bantuk surat IKAPI.
  3. Jangan takut ditolak atau tidak diterbitkan, setiap penerbit mempunyai pandangan sendiri dalam menerbitkan bukunya.   
Pertanyaan ke 2, Bu Atik Puspita dari Gresik
Tanya : 
Saya ingin membuat Modul Pembelajaran atau Kumpulan Latihan Soal, apa yang harus saya jadikan acuan agar hasilnya layak untuk diterbitkan ? Siapa yang harus saya jadikan mentor agar modul/soal yang saya buat berkualitas ?

Jawah :
Silakan, apabila menawarkan tulisan dalam bentuk kumpulan latihan soal. Acuannya dapat ibu lihat hasil terbitan yang telah terbit di toko buku. Atau ibu dapat melihat sampel bukunya biasanya ada di Google Boks. Ibu coba masuk ke bukudigital.my.id
Coba lihat salah satu buku disitu misalnya buku AKM, terus masuk di Google Play, biasanya bisa dibaca 20 % dari total halaman bukunya. Dari situ pola buku dapat ibu pelajari.

Pertanyaan ke 3, Pak Dadang dari Lebak
Tanya :
Penulis pemula sangat sulit masuk ke penerbit Mayor, adakah syarat-syarat tertentu yang dapat mempermudah penulis pemula agar tulisannya dapat diterima penerbit mayor ?

Jawab :
Tidak ada syarat tertentu Pak Dadang. Hanya perlu strategi menawarkan naskah dengan lebih terstruktur saja. Bisa mencoba dengan meminta kata pengantar dari Tokoh yang dianggap mumpuni sesuai dengan kompetensinya. Atau Tokoh ini mempunyai sosial media yang banyak pengikutnya, sehingga akan membantu promo buku atau tulisan bapak nanti.

Pak Edi memberikan sebuah pandangan "Perlu bapak/ibu ketahui penulis besar Andrea Hirata, juga mengalami hal yang sama saat memasukkan naskah pertama beliau. Saat semua penerbit tidak ada yang tahu siapa Andera Hirata, naskahnya juga ditolak sana-sini karean tidak ada rekam jejak sebelumnya. Akan tetapi ada satu penerbit yang berani mengambil tantangan ini, akhirnya buku ini menjadi buku paling laku di Indonesia".

Menurut Pak Edi, penerbit ANDI terkadang menyisihkan anggarannya untuk terbitan-terbitan penulis pemula yang mempunyai tulisan yang di luar trend. Terkadang justru melawan trend. Dengan resiko memang buku tersebut tidak laku di pasar. Akan tetapi manajemen resikonya telah diperhitungkan di awal penerbitan buku.

Mengakhiri pemaparannya Pak Edi memberikan Closing Statement yang juga sebagai motivasi bagi kami penulis pemula. 
Jangan pernah putus asa menawarkan tulisan bapak/ibu ke penerbit, karena penerbit juga membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru di dunia tulis-menulis, dan sekaligus mencari keuntungan. Karena dengan keuntungan tersebut, penerbit bisa bertahan di tengah gempuran teknologi yang kian kejam saat ini.
Alhamdulillah materi malam ini sangat bermanfaat. Dengan mengetahui kiat-kiat menembus penerbit Mayor, saya atau penulis pemula lainnya sudah bisa mempersiapkan diri dan siap dengan segala resiko yang menyertai di belakangnya. Siap diterima Alhamdulillah, siap ditolak, tak mengapa terus mencoba dan mencoba. Semoga kelak bisa menembuskan tulisan ke penerbit Mayor. InsyaAllah.
Terima Kasih.😊

Salam Literasi

Related

newsticker 1192981813607955886

Posting Komentar

  1. Gercep Bund..lengkap pula resumenya...

    BalasHapus
  2. Lengkap sampai ke pertanyaannya 👍

    BalasHapus
  3. Setelah sekian purnama menghilang, akhirnya bu liezna muncul lagi.
    tulisan yang saya tunggu-tunggu, runtut dan enak dibacanya.
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha.. sekian purnama ya Pak.. :D
      Siap Pak Mifta, InsyaAllah tetap semangat..
      Terima Kasih..
      Salam Literasi..

      Hapus
  4. Pertanyaan diatas bukan dari Ibu, tapi bapak Ihin Solihin. He..he..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Owalah Pak, kirain Ibu soalnya Ihin..
      Siap nanti diedit lagi Pak Ketua :)

      Hapus
  5. Mantap Bu.....salam literasi

    saya dah berkunjung pagi ini,,,ditunggu berkunjung ya Bucan

    https://suryanietin.blogspot.com/2021/02/di-sini-informasi-cv-andi-offset.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap OTW Bu..
      Agenda saya hari ini mo jalan-jalan ke blog teman-teman :)
      Salam Literasi..

      Hapus
  6. Sukses selalu, semoga dapat memberikan inspirasi untuk tetap menulis dan menerbitkan buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin..
      InsyaAllah Pak berharap bisa menembus sampai ke Penerbit Mayor.. :)

      Hapus
  7. Keren. Semoga bisa berkarya lebih banyak lagi kemudian bisa menerbitkannya sehingga bisa menginspirasi bnyak orang. Good job.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap Pak Nana..
      Masih pemula jadi masih harus banyak belajar untuk menuju kesana
      Terima kasih telah berkunjung :)

      Hapus
  8. Mantap Ibu, resume yg lengkap & enak dibaca. Sangat menginspirasi.👍
    Salam literasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bunda Gisya :)
      Tetap Semangat dan Salam Literasi

      Hapus
  9. Balasan
    1. Terima Kasih Pak Asikin..
      Tetap Semangat dan Salam Literasi

      Hapus

emo-but-icon

Follow Me !

Blogger news

Trending

item